Srut..srut..srut..Ayo..Ayo..!

Hari itu..ada berita heboh di bumi Arta. Karena baru kali ini Pak Kades mengadakan lomba panjat pinang memperebutkan uang logam senilai ratusan ribu. Namun tak semudah yang dibayangkan oleh masyarakat kelas bawah, sebagai penghuni mayoritas bumi Arta itu. Detik2 sebelum perlombaan yang akan dilaksanakan keesokan harinya, masyarakat mulai menyusun strategi untuk dapat melewati tantangan panjat pinang setinggi 10m dengan balutan oli sebagai pelicinnya. Kelompok Targo sebagai kelompok kuat, tegas, dan disiplin. Kelompok kedua.. kelompok Giant, kelompok ini kuat, tegas, dan tak tanggung2 mau melakukan apapun asal dapat meraih kemenangan. Pagi itu, semua masyarakat berkumpul di kebun pinang milik Pak Kades, Kedua kelompok Targo dan Giantpun bersiap2, masing2 dengan 4 anggota timnya. Menurut kabarnya, panitia telah menyediakan 50 keping logam uang yang siap ditukarkan hasilnya sesuai dengan nilai logam yang didapat. Logam2 itu ditempel di ujung pohon pinang yang lintasan pohonnya dibalut oli kental itu. Tanpa terasa..perlombaan usai dengan kemenangan diraih regu Giant. Dengan perolehan, Targo meraih 45 keping, Giant 54 keping logam. Betapa terkejutnya panitia ketika menghitung perolehan Giant yang melewati batas yang disiapkan. Usut ketemu usut ternyata.. masing2 ke-4 anggota kelompok Giant telah memasukkan 1keping logam dimulutnya, dan mereka lupa kalo panitia hanya menyediakan 50 keping saja, krn tidak tahan menahan logam di mulut, akhirnya mereka keluarkan ketika dia memanjat, dan panitia juga tidak begitu mengawasi aktivitas ketika mereka memanjat, karna terlalu ramai, penuh dengan sorakan, teriakan masyarakat yang begitu antusias menyaksikan. Dengan demikian..panitia memutuskan hangus buat kelompok Giant karna curang, secara tidak langsung kemenangan berada pada kelompok Targo.